Pengalaman Ngaji di LDII, Benarkah LDII Sesat?

pengalaman ngaji di ldii

Banyak orang yang membangun stigma terhadap suatu individu atau kelompok, padahal mereka membangun stigma tersebut berdasarkan kata-kata orang dan media yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Mereka tidak melihat sendiri individu atau kelompok yang mereka cap negatif.

Sekarang ini banyak bermunculan media abal-abal yang bahkan masih "berstatus" blogspot. Tapi anehnya banyak yang percaya dan kemudian disebarluaskan, seolah-olah itu benar. Tanpa menyaring, langsung di-sharing.

Kita ambil contoh salah satu ormas Islam, Lembaga Dakwah Islam Indonesia atau LDII. Mereka sering dikatakan ajaran sesat, ajaran tidak benar, tapi nyatanya mereka diakui oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama sebagai ormas Islam resmi.

Bahkan mereka sering mengundang pejabat-pejabat daerah maupun Presiden untuk menghadiri kegiatan-kegiatan mereka. Mereka terus berkembang, ada di mana-mana. Dan menurut data, jumlah mereka saat ini ada sekitar 15 juta jiwa.

Yang menjadi dasar mereka dianggap sesat adalah mereka mengkafirkan orang lain menganggap najis orang di luar golongan mereka. Tapi pada Pilkada DKI kemarin ada sekelompok orang yang mengkafirkan orang lain karena beda pilihan. Jadi?

Padahal kalau kita mencari tahu lebih dalam ikut berbaur dengan mereka jawabannya: tidak! Mereka tidak seperti yang dibicarakan orang-orang. Mereka tidak mengkafirkan orang lain, mereka tidak menganggap najis orang di luar kelompok mereka, mereka tidak mengepel bekas solat orang di luar mereka.

Tapi, mereka sangat waspada terhadap yang namanya najis. Karena setitik jarum saja najis menempel di pakaian itu solat tidak sah. Jadi mereka sangat waspada dengan yang namanya najis. Bisa mengakibatkan siksa api neraka.

Dengan banyaknya anggapan sesat di masyarakat apa yang mereka lakukan? Yang mereka lakukan hanya mengaji, mengaji dan mengaji. Mempelajari Qur'an dan Hadits dengan cara mereka sendiri.

Tidak heran jumlah mereka semakin bertambah. Mereka diam akan cacian dan hinaan. Tapi grasak-grusuk mencari pahala dalam Hadits dan Qur'an.

Sedangkan orang-orang ribut masalah keyakinan dan kepercayaan orang lain. Bukannya bercermin akan dirinya sendiri. Sudah benar belum?

Pengalaman Ngaji Di LDII

Pada hari Minggu tanggal 23 Oktober 2016 saya mengikuti privat mengaji Al Qur'an dan Hadits di rumah Pak Yunus, mubaligh dari LDII. Alasan saya mengaji di LDII adalah ingin memahami makna dari Al Qur'an dan Hadits, bukan hanya sekedar dibaca saja.

Kalau maknanya tidak tahu, sama saja bohong. Pahami maknanya dan di-amalkan di kehidupan sehari-hari, In Shaa Allah barokah. Aamiin..

Pada saat pertama mengobrol dengan Pak Yunus, saya ditanyai alasan mau mengaji di LDII itu apa? Saya jawab, mau memahami Al Qur'an dan Hadits. Terus dia bilang, yang penting niatnya baik, Segala sesuatu kalau diawali dengan niat yang baik, In Shaa Allah akhirnya bagus.

Pak Wawan adalah orang yang mengenalkan saya dengan Pak Yunus. Awalnya saya bingung mau belajar ngaji di mana, karna saya bener-bener nggak tau dengan LDII.

Akhirnya saya inget kalau Pak Wawan dulunya tinggal di komplek LDII (saya tau karna inget ada plang-nya).

Dan saya kepoin langsung via BBM, akhirnya setelah curhat-curhat, saya dikasih kontaknya Pak Yunus. Dan Alhamdulillah berlanjut sampai sekarang.

Pada saat itu saya masih belajar dasar-dasarnya. Tata cara wudhu yang seharusnya sesuai dengan Hadits misalnya, dan lain-lain. Di LDII juga diajarkan bahwa segala sesuatu dalam hidup kita harus sesuai Al Qur'an dan Hadits.

Tau dasar hukumnya apa, kenapa sholat bisa 5 waktu, kenapa tidak 6 atau 7. Semua ada di Al Qur'an dan Hadits. Kita tinggal memahami dan mengamalkannya.

Nah itu dia cerita tentang pengalaman saya mengikuti pengajian di LDII dan sedikit opini tentang orang-orang yang menganggap LDII adalah organisasi Islam yang sesat. Semoga bisa bermanfaat.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama